MAKALAH KEDUDUKAN AKHLAK DAN KEISTIMEWAAN AKHLAK
KEDUDUKAN DAN KEISTIMEWAAN AKHLAK
Diajukan Untuk
Memenuhi Nilai Mata Perkuliahan
Pendidikan Akhlak
“Syafa’atun Nahriyah, M.Pd.I”
Disusun Oleh
Kelompok
1
Achmad Robi
Cecep Taufik
Indry Sri
Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam
Universitas Majalengka
2016-2017
Kata Pengantar
Alhamdulillah segala puji bagi allah tuhan
semesta alam atas karunia dan berkahnya kami selaku penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini,tidak lupa shalawat serta salam kami haturkan kepada
junjunan dan panutan kita nabi muhammad saw dan para sahabatnya yang
menginspirasi kami selaku penyusun menyusun makalah yang berjudul “Kedudukan
Akhlak Dan Keistimewaan Akhlak”.
Kami
ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada guru pembimbing kami dalam
perkuliahan pendidikan akhlah yang terhormat ibu “Syafa’atun Nahriyah,
M.Pd.I” yang telah memberikan motivasi kepada kami semua.
Juga
kepada rekan rekan semua kami harap kritik dan saran agar makalah ini menjadi
acuan dan referensi bagi penuntut ilmu di masa depan,karena kami selaku
penyusun menyadari bahwa semua yang tercipta dari tangan manusia tidaklah kekal
penuh dengan kekurangan.
05 Maret 2017
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I
-Latar
Belakang Masalah
-Rumusan
Masalah
-Maksud
Dan Tujuan
Bab II
-Kedudukann
Akhlak
-Keistimewaan
Akhlak
-Ciri
Ciri Akhlak
-Tujuan
Akhlak
Bab III
-Kesimpulan
-Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki adat istiadat yang di junjung tinggi,sehingga masyarakat indonesia
cenderung menilai seseorang dari kebiasaan orang tersebut. Ini mengakibatkan
bahwa seseorang berprilaku dan berbuat sesuai dengan adat dan istiadat,suatu
prilaku didasarkan pada adat dan istiadat itulah yang disebut dengan nilai
norma
Berbeda
dengan islam,islam memandang tata cara berprilaku adalah bagian dari ibadah
karena keterkaitan prilaku manusia dengan allah yang menyebabkan dia bertingkah
dan berprilaku sesuai denngan apa yang telah diturunkan dan termaktub dalam
kitab suci al-qur’an,apabila prilaku dan bertingkah adalah bagian dari ibadah
maka islam memandang bahwa segala yang kita lakukan akan di nilai dan
diperhitungkan oleh allah,penilaian yang diperhitungkan inilah disebut dengan
pahala dan dosa.
Dalam
islam prilaku manusia atau tingkah manusia disebut dengan akhlak,sedangkan
dalam hukum manusia atau cara pandang manusia prilaku manusia atau tingkah
manusia mashur disebut etika,moral,dan kesusilaan dan ini erat dengan kaidah
nilai norma sedangkan akhlak erat dengan kaidah ayat suci al-qur’an.
Dari
penjelasan diatas,kami menyimpulkan bahwa akhlak tak bisa disamakan dengan
etika secara eksplisit akhlak memiliki kedudukan dan keistimewaannya dengan
yang lain.
1.2 Rumusan Masalah
a.bagaimana
kedudukan akhlak?
b.apa
keistimewaan akhlak?
c.ciri-ciri
akhlak ?
d.tujuan
akhlak ?
1.3 Maksud Dan Tujuan
a.wawasan untuk membedakan
akhlak,etika,moral,dan kesusilaan
b.memberikan
pengetahuan tentang kedudukan dan keistimewaannya
c.mengetahui
ciri ciri akhlak serta tujuan akhlak
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Keistimewaan Akhlak Dalam Islam
Pendefinisian
agama Islam dengan akhlak yang baik itu sebanding dengan pendefinisian ibadah
haji dengan wukuf di `Arafah. Rasulullah SAW menyebutkan, “Haji adalah wukuf di
`Arafah.” Artinya tidak sah haji seseorang tanpa wukuf di Arafah, begitu pula
dengan akhlak.
Oleh
karena itu, dalam keseluruhan ajaran Islam akhlak menempati kedudukan yang
istimewa dan sangat penting, di antara keistimewaannya adalah:
a. Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak
yang mulia sebagai misi pokok risalah Islam.
b. Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama
Islam, sehingga Rasulullah SAW pernah mendefinisikan agama itu dengan akhlak
yang baik.
c. Akhlak yang baik
akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti pada hari
kiamat.
d. Rasulullah SAW menjadikan baik dan buruknya akhlak
seseorang itu sebagai ukuran imannya ketika ia hidup di dunia.
e. Islam menjadikan akhlak yang baik sebagai bukti dan
buah dari ibadahnya kepada Allah SWT. Misalnya shalat, puasa, zakat, dan haji
yang akhirnya ditandai dengan akhlak yang baik. Adapun dalil-dalilnya adalah
sebagai berikut :
Tentang
shalat Allah berfirman :
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ (العنكبوت : 45)
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan
fahsya dan mungkar.” (Al-Ankabut
: 45).
Dari
beberapa Ayat dan hadits di atas jelaslah bahwa akhlak dalam Islam itu
merupakan ukuran ibadah bahkan merupakan inti sari dari ibadah itu sendiri,
maksudnya akhlak yang baik adalah buah dari ibadah yang baik, atau ibadah yang
baik dan diterima oleh Allah SWT tentu akan melahirkan akhlak yang baik dan
terpuji.
Demikianlah
antara lain beberapa hal yang menjelaskan keutamaan dan kedudukan akhlak dalam
Islam, walaupun banyak sekali keutamaan akhlak dalam Islam.
f. Nabi Muhammad SAW selalu berdoa agar Allah SWT
membaikan akhlak beliau.
g. Di dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang
berhubungan dengan akhlak
2.2. Kedudukan Akhlak Dalam Islam
a. Akhlak dalam islam menempati posisi utama dalam
ajaran islam setelah keimanan dan ibadah islam. Rasulullah bersabda ;
“aku diutus
adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia”
b. Akhlak sebagai barometer bagi keimanan seseorang
musllim. Rasulullah bersabda:
“kesempurnaan
iman itu baiknya akhlak seseorang”
c.Semua ibadah dalam islam selain sebagai
pengabdian kepada Allah SWT yang bertujan untuk kesempurnaan budi pekerti
(akhlak).
2.3 Ciri-ciri akhlak dalam islam
1. Akhlak itu bersifat rabbani (al-akhlaq
al-rabbaniyah)
Ajaran dalam islam bersumber dari wahyu Allah yang
termaktub dalam Al-Quran dan sunah. Sifat rabbani dari akhlak juga menyangkut
tujuannya, yaitu untuk memperoleh kebahagian di dunia ini dan di akhirat nanti.
Ciri rabbani juga menegaskan bahwa akhlak dalam
islam bukanlah moral yang kondisional dan situsional, tetapai akhlak yang benar
yang memiliki nilai mutlak. Akhlak rabbanilah yang mampu menghindari kekacauan
nilai moralitas dalam hidup manusia.
2. Akhalak bersifat manusiawi (Al-akhlaq al-insaniyyah)
Ajaran akhlak dalam islam sejalan dan memenuhi
tuntutan fitrah manusia. Kerinduan jiwa manusia akan kebaikan akan
terpenuhidengan mengikuti ajaran akhlak dalam islam. Ajaran akhlak dalam islam
diperuntukkan bagi manusia yang merindukan kebahagiaan hakiki, bukan kebahagian
semu. Akhlak islam adalah akhlak yang benar-benar memelihara eksistensi manusia
sebagai makhluk terhormat, sesuai dengan fitrahnya.
3. Akhlak bersifat universal (al-akhlaq al-syamilah)
Akhlak universal (al-akhlaq al-syamilah), maksudnya
adalah bahwa akhlak islam itu bersifat universal dan sempurna, siapapun yang
melaksanakan akhlak islam dijamin akan selamat. Contohnya al-Quran menyebutkan
sepuluh macam keburukan yang wajib dijauhi oleh setiap orang, yaitu:
1. Menyekutukan Allah
2. Durhaka kepada orang tua tanpa alasan yang sah
3. Membunuh anak karena takut miskin
4. Berbuat keji baik secara terbuka maupun tersembunyi
5. Membunuh orang tua tanpa alsan yang sah
6. Mengurangi takaran dan timbangannya
7. Membebani orang lain dengan kewajiban melampaui
kekuatan
8. Persaksian tidak adil
9. Menghianati janji dengan Allah
4. Akhlak keseimbangan (al-akhlak at-tawazun)
Akhlak keseimbangan (al-akhlak at-tawazun), artinya
akhlak dalam islam berada di tengah-tengah antara yang mengkhayalkan manusia
sebagai manusia yang menitik beratkan segi kebaiaknnya dan yang menghayalkan
manusia seperti hewan yang menitik beratkan sifat keburukannya saja.
Manusia dalam pandangan islam memiliki dua kekuatan
dalam dirinya, yaitu; kekuatan baik pada hati nurani dan akalnya dan nkekuastan
buruk pada hawa nafsunya. Manusia memiliki naluri hewani dan juga ruhaniah
malaikat. Malaikat memiliki unsur ruhani dan jasmani yang memerlukan pelayanan
masing-mading secara seimbang; manusia hidup tidak hanya di dunia kini, tetapi
dilanjutkan dengan kehidupan diakhirat nanti.
5. Akhlak bersifat realistis (al-akhlak al-waqi’ayyah)
Akhlak realistis (al-akhlak al-waqi’ayyah), yaitu
akhlak islam yang memperhatikan kenyataan (realitas) hidup manusia. Manusia
memang makhluk yang sempurna, memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan
makhluk ciptaan allah yang lain, tetapi manusia juga memiliki kelemahan. Ini
adalah realitas bagi manusia bahwa tidak ada manusia yang sempurna dalam segala
hal. Dengan kelemahan-kelemahannya itu manusia sangat mungkin melakukan
kesalahan dan pelanggaran. Oeh karena itu islam memberikan kesempatan kepada
manusia yang melakukan kesalahan untuk memperbaiki diri dengan bertaubat.
Bahkan dalam keadaan terpaksa, islam membolehkan manusia melakukan sesuatu yang
dalam keadaan biasa tidak dibenarkan.
Allah berfirman;
“barang siapa
terpaksa, bukan karena membangkan dan sengaja melangar aturan tiadalah ia
berdosa. Sesungguhnya allah maha pengampun dan maha penyayang”. (QS. Al-Baqarah
2:173)
3. Tujuan Akhlak Islam
Tujuan akhlak
yaitu sebagai;
1. Untuk membentuk pribadi manusia
2. Bertingkah laku yang baik demi meningkatkan derajat
manusia
3. Menyempurnakan keimanan
4. Sebagai pengatur cara hidup berkeluarga dan
bertetangga
5. Mengatur adab pergaulan berbangsa dan bernegara
gak terlihat lengkap
BalasHapus